2016/02/03

MAKAM SYEIKH HASAN SADELI

Mengenal Sejarah makam Rejenu


Di  wilayah desa Japan  terdapat sebuah makam seorang wali yang di banyak dikunjungi para peziarah baik dari masyarakat sekitar maupun dari luar kabupaten kudus . Makam tersebut dianggap bertuah bagi masyarakat pada umumnya. Banyak pendatang dari segala penjuru kota berbondong-bondong berziarah di makam tersebut untuk berdoa dan bermunajad kepada Allah dengan berbagai berbagai tujuan.

Dari sumber yang dapat di percaya, konon pada zaman dahulu sekitar tahun 1922 M ada 3 orang musafir dari arab sedang mencari makam leluhur. Mereka mencari makam tersebut mulai dari Banten, Cirebon, Pekalongan, Demak dan sampailah di Kudus. Tetapi belum juga menemukan apa yang mereka cari. Sampai suatu ketika mereka ingin mencarinya ke gunung muria mungkin ada, tetapi mereka kemalaman diperjalanan dan akhirnya beristirahat disebuah masjid di desa piji dan bertemu seorang kyai. Mereka berbincang-bincang tentang apa tujuan 3 orang musafir tersebut. Kemudian kyai tersebut menyarankan untuk mencarinya ke gunung muria, tetapi tetap tidak ada. Ada seorang laki-laki tua  yang mengatakan bahwa di rejenu ada sebuah makam kuno tetapi tidak tahu makam siapa. Mendengar cerita tersebut, menjadikan 3 orang musafir sangat penasaran. Maka di carilah ke rejenu.

 Hasil gambar untuk MAKAM MBAH HASAN SADELI REJENU

Di bawah pohon besar yang sangat tua itulah terdapat makam kuno yang di anggap petuah. Kemudian di ambil tanah makam tersebut oleh 3 orang musafir tersebut dengan membacakan takbir 3x. Subhanaallah dengan bacaan takbir, 3 orang musafir tersebut mengetahui siapa yang menghuni makam itu. Dan ternyata makam yang di ceritakan seorang laki-laki tua itu adalah makam leluhurnya yang selama ini dicarinya.
Masyarakat sekitar biasa memanggilnya Syeh Sadli yang berasal dari bahasa arab “ Syeh Khasan Sadzali”. Ternyata makam Syeh Sadzali ratusan tahun lebih dulu ada dari pada makam Walisongo yang ada di Pulau Jawa. Menurut juru kunci makam Rejenu, Syeh Sadzali adalah seorang guru dari Sunan Muria Kangjeng Raden Umar Sa’id. Tetapi opini tersebut belum bisa di lacak kebenarannya.

 Hasil gambar untuk MAKAM MBAH HASAN SADELI REJENU

Tradisi di makam Rejenu
Makam Syeh Sadzali mulai ramai diziarahi masyarakat sekitar tahun 80an dan jalan menuju kesana pada waktu itu masih berupa semak-semak belukar. Lama kelamaan mulai dibangun  jalan dan akhirnya dibuatkan rabat beton dan bisa dilalui kendaraan roda dua. Sehingga para peziarah bisa sampai ke makam tersebut dengan menggunakan jasa ojek. Seperti makam-makam wali yang lain, dimakam Syeh Sadzali terdapat sebuah tradisi yang di laksanakan setiap setahun sekali yaitu ‘Bukak Luwur’. Bukak luwur adalah tradisi mengganti selambu putih(mori) yang menyelimuti seluruh makam. bukak luwur Syeh Sadzali di laksanakan pada tanggal 25 Syura. Mengapa tanggal demikian???? Karena tanggal tersebut telah menjadi kesepakatan para tokoh masyarakat atas petunjuk dari para kyai/ulama’ besar. Pada acara khaul/bukak luwur tersebut diadakan berbagai kegiatan seperti halnya pengajian, khatam Al-Qur’an, tahlil, kenduren nasi tumpeng.

Uniknya kelambu atau kain putih bekas penutup makam tersebut menjadi rebutan masyarakat karena untuk mendapatkan “berkah” dari wali yang bersangkutan. Masyarakat meyakini bahwa atsar doa dari para peziarah menempel pada kain luwur tersebut.


Saat kita berjalan menuju makam, maka kita akan melihat di sekitar areal makam Syeikh Syadzali Rejenu terdapat banyak sekali pusara makam yang hingga saat ini masih menjadi misteri dan belum terungkap identitasnya. Tetapi diyakini bahwa makam-makam disekitar makam Syeikh Syadzali Rejenu adalah makam para pengikut dan para santri dari Syeikh Syadzali Rejenu. Adapun makam yang sudah diketahui identitasnya adalah makam dari mbah Dadung Awuk, menurut Pengurus di sana mbah Dadung Awuk adalah salah seorang sahabat dari Syeikh Syadzali.

Air 3 Rasa
Selain terdapat makam Syeh Sadzali, di rejenu juga terdapat 3 buah kolam kecil yang berisi air yang sangat jernih. Yang menjadikan kolam itu beda adalah rasa yang berbeda-beda. Mengapa bisa demikian???  Sampai sekarang bukti yang jelas belum bisa di temukan. Tetapi menurut alamiah  kolam tersebut telah tercampur dengan getah dari akar pohon-pohon yang ada di atasnya, sehingga bisa menimbukan rasa yang bermacam-macam.
 


EmoticonEmoticon